Sejarah UTU dimulai dari pendirian Akademi Ilmu Administrasi (AIA) pada tahun 1963. Saat itu, AIA didirikan dengan tujuan untuk mencetak calon-calon pemimpin yang kompeten di bidang administrasi. Selain itu, AIA juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Menurut Prof. Dr. Slamet Supriyadi, seorang pakar ilmu administrasi, pendirian AIA merupakan langkah yang sangat strategis dalam rangka mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi tantangan di masa depan. Dengan adanya AIA, diharapkan akan lahir pemimpin-pemimpin yang mampu mengelola pemerintahan dengan baik dan efisien.
Dalam perkembangannya, AIA kemudian berkembang menjadi Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Fakultas Hukum. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap ilmu administrasi dan hukum semakin meningkat. Menurut Dr. Siti Nurhayati, seorang ahli hukum, keberadaan Fakultas Hukum sangat penting dalam menjaga keadilan dan kedaulatan hukum di Indonesia.
Pada tahun 2001, AIA diubah menjadi Universitas Teuku Umar dengan menambahkan beberapa fakultas baru seperti Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Fakultas Pertanian. Perubahan ini merupakan langkah yang sangat positif dalam upaya memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa di berbagai bidang ilmu.
Menurut Rektor UTU, Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Syaufi, perubahan nama AIA menjadi Universitas Teuku Umar merupakan bentuk komitmen UTU untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan bangsa. Dengan adanya tambahan fakultas baru, diharapkan UTU dapat menjadi salah satu universitas terkemuka di Indonesia.
Sebagai alumni UTU, saya merasa bangga atas perjalanan panjang universitas ini dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan berkompeten. Saya yakin bahwa UTU akan terus menjadi lembaga pendidikan yang bermutu dan dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin masa depan yang handal. Semoga UTU terus berkembang dan memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan bangsa dan negara.